Jumat, 11 November 2011

Raja Sejo



Sejo dari Joseon (14171468, bertahta di tahun 1455-1468) adalah raja ketujuh dari Dinasti Joseon, Korea.

Lahir di tahun 1417 sebagai Yi Yu, putra kedua Raja Sejong yang Agung, ia menunjukkan kecakapan yang hebat di dalam memanah, menunggang kuda dan bela diri. Ia juga merupakan seorang komandan militer yang cerdas, meskipun ia sendiri tak pernah berada di barisan terdepan pada saat berperang. Ia menjadi Pangeran Besar Suyang di tahun 1428.


Diikuti oleh kematian Raja Sejong, saudara laki-laki Suyang yang berpenyakitan, Munjong, naik tahta namun ia meninggal tak lama kemudian. Mahkota diwariskan kepada putranya yang berusia 12 tahun, Danjong. Raja baru masih terlalu muda untuk memerintah negara, dan seluruh process politik dikontrol oleh Perdana Menterinya Hwangbo In dan Jenderal Kim Jongseo, yang saat itu adalah wakil Perdana Menteri. 


Karena Kim Jongseo dan faksinya menggunakan kesempatan ini untuk mengembangkan kekuasaan atas para pejabat istana yang menentang banyak anggota keluarga kerajaan, tensi di antara Kim dan Suyang dengan hebat memuncak; tidak hanya Suyang sendiri, tapi adiknya -Pangeran Besar Anpyong- juga mencari kesempatan untuk mengambil kontrol kerajaan tersebut.


Suyang mengelilingi dirinya sendiri dengan sekutu yang terpercaya, termasuk penasehatnya yang terkenal Han Myeong-hoe. Han menganjurkan Suyang untuk mengambil alih pemerintahan di dalam sebuah kudeta, dan di bulan Oktober 1453, ia membunuh Kim Jongseo dan faksinya, kemudian mengambil kekuasaan ke dalam tangannya sendiri. Setelah kudeta berakhir, ia menawan saudara laki-lakinya Anpyong, pertama-tama mengirimnya ke pengasingan, kemudian mengeksekusinya. Akhirnya, di tahun 1455, ia memaksa keponakannya yang masih belia dan tak berdaya, Danjong untuk mengabdikasikan diri, mengumumkan dirinya sendiri raja ketujuh Dinasti Joseon. Kemudian ia menurunkan gelar Danjong menjadi pangeran dan memerintahkannya untuk di bunuh setelah adiknya, Pangeran Besar Geumsung, dan kemudian enam sarjana termasuk Seong Sam-mun, Pak Pang-nyeon, dan Yi Gae yang berencana untuk menyingkirkan Suyang dari kekuasaannya dan berusaha untuk mengembalikan Danjong ke atas tahta.

Meskipun telah merebut tahta dari keponakannya, menewaskan banyak orang di dalam proses, ia membuktikan dirinya sebagai salah satu penguasa yang paling mampu dan seorang administrator di dalam sejarah Korea. Pertama-tama, ia mengkukuhkan monarki yang didirikan oleh Raja Taejong, dengan melemahkan kekuasaan perdana menteri dan membawa staf langsung di bawah kontrol raja. Ia juga menguatkan sistem administratif, yang mana juga diperkenalkan oleh Taejong, memungkinkan pemerintah untuk menentukan jumlah populasi yang tepat dan efektif untuk memobilisasikan pasukan secara efektif. 

Seperti Taejong, ia juga keras dalam menghadapi kebijakan asing, menyerang Jurchen di bagian depan utara di tahun 1460 (오랑캐/兀良哈) dan di tahun 1467 (호리개/胡里改). Ia juga merevisi aturan-aturan dasar untuk meningkatkan perekonomian nasional. Ia mengeksekusi sarjana-sarjana dari era Raja Sejong untuk pemberontakan melawannya, namun mendukung publikasi buku-buku sejarah, ekonomi, pertanian, dan agama. Yang lebih penting lagi, ia mengkompilasi kode besar untuk administrasi negara, yang menjadi landasan pemerintahan dinastik dan menyediakan bentuk pertama hukum konstitusional di dalam bentuk tertulis di Korea. Ia wafat di tahun 1468, dan tahta diwariskan kepada putranya yang lemah, Yejong.



Sumber : Wikipedia, google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar