Ini sebuah kisah sepasang kekasih yang menjalani hubungan LDR. sebuah kisah dari dua daratan yang berbeda. Karena jarak yang memisahkan mereka terlalu jauh, sehingga membuat mereka hanya dapat bertemu setahun sekali di tempat pertama kali mereka berkenalan.
18 Februari adalah jadwal mereka bertemu, di sebuah bangku taman di bawah pohon yang cukup sejuk, tidak sepi tidak pula ramai.
Sebuah SMS masuk "seperti biasa, kita akan bertemu di taman pukul 4 sore"."apa perlu aku menjemputmu di bandara?", demikian pria itu berkata.
"tidak perlu". "cukup tunggu aku saja ditaman". "jangan sampai aku menunggu terlalu lama", balasnya.
Tibalah hari itu, hari dimana pria itu akan menemui kekasih hatinya. Hari yang paling dinanti setiap tahunnya. Dipakainya pakaian dengan warna kesukaan kekasihnya, tak lupa ia gunakan parfum kesukaannya. Riang hatinya, ringan langkahnya. Tidak ada hari yang paling indah selain hari ini, ujarnya dalam hati. Tetapi alam sepertinya tak sependapat dengannya, hujan membasahi bumi di hari indahnya.
"kenapa hujan sekarang?", gumam pria itu.
"aku harus pergi sekarang".
"tidak mungkin aku membiarkannya menunggu"
"hujan...aku mohon berhentilah...untuk saat ini saja".
Satu jam berlalu, hujan masih belum reda juga. Si pria mulai kesal, ia marah, ia memaki, ia menghujat kenapa hujan harus datang saat ini. Akhirnya ia pun pergi dalam tetesan hujan.
"tunggulah aku", sebentar saja...aku mohon, jangan pergi dulu", gumamnya dalam hati.
Karna terburu-buru, pria itu jatuh terpeleset di jalan yang licin dan keningnya membentur sebuah batu. Dalam kejengkelannya, ia merasa matanya semakin redup dan redup, hingga ia tak sadarkan diri.
Di alam bawah sadarnya ia pun masih mengumpat dalam hati.
"ini semua karna kau hujan"
"andai saja kau tak datang, saat ini pasti aku sudah bersama orang yang paling aku cintai".
"ini semua salahmu".
"salahmu".
"aku sangat membencimu"
"aku berharap kau tak akan pernah datang lagi"
Sementara, di bangku taman, wanita itu masih setia menanti. Menanti belahan hatinya datang menemui.
Wanita itu mencoba menghubungi kekasihnya berkali-kali, tapi tidak pernah ada jawaban. Akhirnya ia memutuskan untuk pulang.
Ia menengadah, menatap langit luas hingga menitikkan air mata. Air mata kerinduan yang sama derasnya dengan guyuran hujan. Kemudian ia tersenyum dan melangkah pergi.
Dalam bawah sadarnya, pria itu mendapati bangku taman yang kosong. Hingga ia tertunduk sedih dan pasrah.
Kemudian ia mendengar suara
"hai..manusia yang sedang di rundung duka karna cinta", hujan berkata.
"aku datang membawa pesan dari kekasihmu".
"cukup baik hati aku mau mengantarkannya untukmu".
"berhentilah memakiku".
"kekasihmu berpesan agar aku mengatakan ini padamu"
"Dia menitipkan cintanya buatmu, agar kau tenang disana".
"Dan dia juga titip rindu supaya kau kuat disana".
Perlahan pria itu tersadar
Ia menemukan sepucut surat dan setangkai mawar teruntuknya. Dalam surat itu
"TUNGGU AKU PADA 18 FEBRUARI SELANJUTNYA"
"akan kujaga mawar ini hingga 18 Februari selanjutnya".